Perbudakan Di Tanggerang Banten Mei 2013 – Sungguh tidak berkeprimanusian bagaimana lima orang yang kini menjadi tersangka memperlakukan 34 buruh yang merupakan anak-anak muda seperti budak.
Korban Perbudakan Buruh Tanggerang Banten 2013 |
Seorang politisi PDI Perjuangan mengecam keras perilaku tersebut. Tidak hanya itu, Eva Kusuma Sundari juga mengecam masyarakat yang lalai, lebih khusus lagi aparat keamanan desa Lebak Wangi yang membiarkan praktik eksploitasi manusia itu terjadi.
Belakangan ini terungkap bahwa ternyata pelaku yang juga pemilik industri tersebut adalah ipar dari kepala Desa Lebak. Praktik yang sudah berjalan hampir 6 bulan ini seakan-akan melenggang tanpa larangan karena adanya hubungan antara pelaku dengan otoritas desa setempat. Hal itu menjadikan Eva semakin berang karena sang Kades memang sengaja lalai akan tugasnya dalam melindungi dan menciptakan ketenangan di masyarakat.
Tidak hanya Kades, babinkamtibmas di desa tersebut juga dianggap tidak bekerja sebagaimana mestinya. Eva menyerukan kepada TNI dan Polri untuk mengusut dan memberikan tindakan kepada anggotanya yang dinilai lengah menjalankan tugasnya sehingga praktek perbudakan ini dapat berjalan mulus selama 6 bulan.
Kejadian tersebut telah menyisakan trauma psikologis dan luka-luka disekujur tubuh para korban. Hasil investigasi di lapangan mengatakan bahwa para korban bekerja dari pagi hingga tengah malam, dengan asupan makanan yang tidak mencukupi dan terkadang mereka disiksa dan disekap. Kini pabrik yang menjadi tempat perbudakan itu telah disita dan seluruh buruh yang disekap dibebaskan. Mereka kembali pulang ke keluarganya atau mencari penghidupan ditempat yang lain.
Perbudakan ini dapat terungkap atas insiatif beberapa pekerja yang berhasil kabur melaporkan kepada Kontras dan Komnas HAM. Kemudian Komnas HAM berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya. Setelah itu Polda Metro Jaya memberi instruksi kepada Polresta Tangerang melakukan penggerebekan.